DUA MUKA PEMBANGUNAN JALAN RAYA POS (PANTURA)
Doc. Kumparan oleh: Abdul Wakhid |
Siapa yang tak tahu Jalan Pantura (Pantai Utara), jalan
pantura dibangun pada 1808- 1811 oleh Herman Willem Daendels. Jalan Pantura
atau disebut Jalan raya pos pada masa kolonial. Lansiran Narasi Sejarah.id, Sejatinya
pembangunan jalan pos raya ini dibangun dari Bogor menuju Cisarua kemudian di lanjutkan
Bandung Sumudang. Dan terus berlanjut ke Ceribon.
Memang pembangunan
jalan raya pos ini mengundang versi, pasalnya masyarakat umum mengungkapkan
bahwa pembangunan jalan raya pos adanya genosida atau pembunuhan besar-besaran.
Dalam buku Pramoedya Ananta Noer menuliskan dalam buku Jalan Raya Pos Jalan
Daendels dinuliskan bahwa korban meninggal dalam Pembangunan jalan Raya Pos mencapai
12.000 orang. Namun terkait data belum terbukti kuat sebab tidak bisa
dibuktikan dengan bukti sejarah.
Setelah pembangunan jalan di Ceribon selesai, pembangunan Jalan
Raya Pos selanjutnya berlangsung di pulau Jawa bagian timur, berawal dari
Pekalongan ke Surabaya. Mekipun jalan pos ini sudah ada tapi kondisi belum
bagus secara infrakstruktur. Dan Jalan Raya Pos ini berakhir pada 1809.
Akan tetapi menurut sejarawan Djoko Marihandono bahwa
Pemerintah Hindia Belanda memberi pendanaan pembangunan sebesra 30.000 Ringgit
untuk membangun jalan sepanjang 150 KM dari biaya tenaga maupun bahan. Pendanaan
diberikan kepada pemerintah setempat atau Bupati, Karena telah diserahkan kepada
Bupati akan tetapi uang hasil kerja pembangunan itu sampai atau tidak sampai
kepada tangan pekerja.
Semenjak pembangunan Cirebon selesai, pembangunan Jalan Pos
Raya Pekalongan-Surabaya Daendels meminta kepada para Bupati untuk menyediakan
tenaga kerja untuk meneruskan pembangunan Jalan Raya pos di sejumlah wilayah. Sebab
pendanaan uang untuk pembangunan mulai menipis pembangunan itu diserahkan kapada
penguasa pribumi. Dan dijalankan dengan sistem kerja wajib kecuali didaerah
Pekalongan.
Comments
Post a Comment