Rapat Kerja ORMAWA yang di selenggarakan oleh SEMA Fakultas Dakwah UIN Salatiga Ricuh, Ormawa eksekutif Walk Out dan Gelar Rapat Sendiri
Salatiga 22 Februari 2025.- Senat Mahasiswa (SEMA) Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Salatiga mengadakan Rapat Kerja (RAKER) yang diadakan pada hari Sabtu 22 Februari 2025 di Ruang Seminar Lantai 3 Fakultas Dakwah dalam rangka perencanaan program kerja masa bakti 2025.
Dalam pembukaan acara Bapak Rofiin M.Ag. memberikan sambutan berupa apresiasi atas diadakannya rapat kerja Organisasi Mahasiswa (ORMAWA) dan menekankan untuk merancang kegiatan dengan baik.
“Atas nama pimpinan wakil dekan saya menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya rapat kerja ini. Dalam organisasi memang harus memiliki perencanaan yang bagus melalui rapat kerja. Kalau kita tidak memiliki perencanaan yang bagus, kegiatannya juga tidak akan bagus. Ketika kita gagal dalam merencanakan sama halnya kita sedang merencanakan kegagalan, ” Ujarnya.
Saat sedang dilaksanakannya sidang pleno pertama, forum menjadi tidak kondusif ketika pembacaan mekanisme manual acara. Forum merasa bahwa suara mereka tidak didengar oleh pimpinan sidang. Dimulai dari Ketua Dema dan seluruh anggotanya yang memutuskan untuk walk out karena suara mereka sama sekali tidak didengar lagi, lalu diikuti oleh seluruh Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Fakultas Dakwah.
Zahara, salah satu anggota HMPS Psikologi Islam memperkuat alasan keluarnya seluruh anggota Ormawa di tengah sidang.
“Sepengetahuan aku, pimpinan sidang bersifat netral dan menjembatani peserta forum baik HMPS maupun Dema. Sayangnya pimpinan sidang tidak bisa menerima suara yang diberi peserta forum. Kita lihat dari ketua Dema tadi sempat mengangkat tangan dan tidak direspon,” Ujarnya.
Ketika seluruh anggota Ormawa keluar dari forum persidangan, perwakilan ketua HMPS dan ketua Dema menyepakati bersama untuk menyelenggarakan rapat kerja sendiri yang dinaungi oleh badan eksekutif di lantai 2 gedung Fakultas Dakwah. Rapat kerja berjalan lancar sesuai dengan mekanisme yang ditetapkan Dema dan disetujui oleh forum.
Pada saat rapat kerja telah usai, Aji darmawan selaku ketua Sema menyatakan permintaan maaf yang diikuti seluruh anggota Sema lainnya. Ia menegaskan bahwa semua Ormawa saling membutuhkan.
“Kami selaku Senat Mahasiswa mengucapkan permintaan maaf, kami juga akan mengevaluasi hal seperti tadi dan kami juga disini sangat ingin sekali bekerja sama dengan kalian. Karena kami disini juga bermitra dan berkesinambungan bersama kalian. Kami juga ingin semuanya itu baik baik saja, tidak ada kejadian atau hal-hal yang tidak diinginkan,” Ujarnya.
Dikarenakan seluruh program kerja Ormawa membutuhkan legalitas dari Sema yang harus disepakati dalam sidang, maka terdapat diskusi antara ketua Dema, ketua Sema, dan pimpinan sidang terkait kesepakatan rapat kerja. Hasil diskusi yang sudah disepakati oleh forum dijabarkan oleh Kafi Ramadhani selaku ketua Dema.
“Jadi seperti ini saja, terkait dengan raker, karna teman-teman sudah membahas disini dan saya yakin kita semua sudah lelah, raker kita tiadakan dengan disahkannya program kerja melalui peraturan Dema yang nantinya akan saya buat. Disini banyak teman-teman Dema yang menjadi saksi atas program kerja teman teman, dan nanti urusan dengan sema biar dema yang maju,” Ujarnya.
Naja Taqiyyudin selaku pimpinan sidang juga memberikan pernyataan maaf terkait kericuhan yang terjadi hari ini. Ia menegaskan bahwa telah menjalankan tugas sesuai konstitusi dan juga memberikan harapan untuk kedepannya.
“Untuk yang terlaksana hari ini, marilah kita hormati bersama-sama. Untuk apa yang menjadi kesalahan saya pribadi saya minta maaf sebesar-besarnya, karna sebenarnya kita itu sudah salah kaprah dalam menjalankan tugas Ormawa dan amanah konstitusi kita. Walaupun saya salah, silakan menyalahkan saya dan saya tetap berpegang teguh dalam amanah konstitusi. Adanya raker bukan sebuah kewajiban karena dalam UU Ormawa yang harusnya para ketua baca dan menjalankan ke anggotanya. Program kerja lembaga eksekutif seharusnya disahkan melalui peraturan Dema. Dengan adanya kejadian ini, menurut saya ini adalah perubahan yang baik walaupun didasari oleh permasalahan yang negatif, jadi untuk teman-teman lembaga eksekutif yang nantinya bermitra dengan kami, tolong kerja samanya untuk memajukan fakultas dakwah supaya membawa perubahan kepada mahasiswa Fakultas Dakwah,” Tuturnya.
Kisruh yang terjadi dalam Rapat Kerja SEMA Fakultas Dakwah UIN Salatiga mencerminkan dinamika organisasi mahasiswa yang penuh tantangan. Namun, melalui diskusi dan kesepakatan bersama, seluruh pihak akhirnya menemukan jalan tengah untuk memastikan keberlanjutan program kerja Ormawa. Permintaan maaf dari pimpinan sidang dan SEMA menunjukkan adanya refleksi serta niat baik untuk memperbaiki komunikasi dan mekanisme kerja ke depan. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bahwa koordinasi, keterbukaan, dan sinergi antarorganisasi sangat diperlukan dalam membangun lingkungan mahasiswa yang lebih solid dan produktif.
Selvia/vallerina/red
Comments
Post a Comment