Indonesia Hadapi Tantangan Literasi, Akademisi dari Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam adakan seminar nasional yang bertemakan perbandingan model pembelajaran islam di Indonesia dan timur tengah guna Dorong Penyelarasan Pendidikan dengan Standar Global

Salatiga 23 September 2025 – seminar tersebut di hadiri oleh Prof.Dr rasimin S. Pd.M.Pd selaku dekan fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan, Dr. Fathurrahman S. Ag. M. Pd selaku wakil dekan 1 bidang akademik, Bp Purwanto S. Pd. M. Si selaku wakil dekan 2 bidang administrasi umum perencanaan dan keuangan, Dr. Nasihah M.Si selaku wakil dekan 3 bidang kemahasiswaan, Bp. Purnomo M.Pd.i selaku ketua program studi pendidikan agama Islam uin Salatiga, Dr. Hakimudin salim L.C M.A selaku pemateri.  Sejumlah akademisi dan praktisi pendidikan membahas tantangan literasi dan standar akademik dalam sebuah forum akademik yang berlangsung baru-baru ini. Pertemuan tersebut menyoroti kondisi pendidikan di Indonesia, hubungan internasional dalam dunia akademik Islam, serta arah pengembangan program pendidikan ke depan.

Dalam sambutan nya M. Rifanudin selaku ketua panitia mengatakan “ Maka dari itu adanya seminar nasional ini di harapkan temen temen semua bias mengambil pelajaran dari pengembangan wilayah islam positif yang ada di Timur Tengah”.

Diskusi diawali dengan pengakuan sejarah panjang hubungan ilmiah antara cendekiawan Indonesia dengan institusi akademik di Timur Tengah. Para pembicara menekankan pentingnya menjaga tradisi keilmuan Islam sekaligus menyesuaikannya dengan tantangan global yang terus berkembang.

Salah satu sorotan utama adalah rendahnya tingkat pemahaman membaca di Indonesia. Meskipun banyak masyarakat mampu membaca, sebagian besar masih kesulitan memahami isi bacaan, sehingga Indonesia dikategorikan pada “Literasi Tingkat 2.” Kondisi ini dikhawatirkan berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia di masa depan.

Selain itu, forum juga menekankan perlunya Indonesia menyesuaikan standar pendidikannya dengan tolok ukur internasional. Para pembicara menegaskan bahwa kualitas pendidikan tidak cukup hanya diukur dengan standar lokal, melainkan harus sejajar dengan capaian global agar lulusan mampu bersaing di dunia internasional.

Di sisi lain, diskusi juga membahas pendidikan Islam dalam konteks global. Para akademisi menilai perbedaan model pendidikan Islam di Indonesia dan negara lain bukanlah hambatan, melainkan peluang untuk saling belajar dan berinovasi. Variasi tersebut dinilai dapat melahirkan pendekatan baru yang relevan dengan kebutuhan zaman.

Pertemuan ditutup dengan penegasan pentingnya kolaborasi antar lembaga, dukungan penuh bagi peserta program, serta komitmen untuk terus mendokumentasikan dan mengintegrasikan hasil program ke dalam kurikulum. Doa penutup tradisional mengakhiri sesi, menandai semangat kebersamaan dalam membangun pendidikan Islam yang lebih maju.

oleh  : Devisi jurnal

Comments

Popular posts from this blog